Kementan Respon Sigap Laporan dari Hotline Kekeringan Petani
Admin Utama
JAKARTA - Kekeringan yang masih terjadi akibat kondisi iklim yang tidak menentu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) terus berupaya memastikan pasokan air untuk lahan pertanian yang terdampak. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah membuka hotline pompanisasi, sebagai sarana masyarakat melaporkan kondisi kekeringan di daerahnya secara langsung.
Dari sejumlah laporan yang diterima melalui hotline dan diverifikasi, beberapa wilayah telah mendapatkan bantuan nyata, di antaranya Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bekasi.
“Kekeringan di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, memengaruhi 90 hektar lahan sawah yang tersebar di beberapa desa. Kami telah memberikan bantuan brigade pompanisasi 10 unit pompa air dan membangun 1 unit irigasi perpompaan tenaga surya dengan memanfaatkan sumber air permukaan yang ada,” ungkap Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah.
Sementara yang terjadi di Desa Karang Bahagia, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, setelah mendapat laporan melalui hotline, Kementan langsung bekerja sama dengan dinas pertanian setempat untuk mengatasi ancaman kekeringan yang berpotensi memengaruhi 250 hektar lahan pertanian yang berada dalam tahap vegetatif.
“Kami melakukan percepatan melalui koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi untuk menormalisasi saluran sekunder Kali Cikarang sebagai sumber air bagi lahan pertanian di wilayah tersebut. Sehingga air bisa mengalir ke sawah-sawah petani,” ujar Andi.
"Kita juga ada surat ke Dirjen SDA, Kementerian PUPR untuk minta bantuan normalisasi saluran, menambah debit di lokasi kekeringan. Karena sekarang ini menjadi tugas dan fungsi di PUPR (Ditjen SDA)," tambahnya.
Andi menegaskan, pemerintah berkomitmen merespons secara cepat laporan-laporan kekeringan yang masuk untuk memastikan kebutuhan air di lahan pertanian dapat terpenuhi dan tidak mengganggu produksi pangan nasional.
“Beragam laporan yang masuk melalui hotline pompanisasi langsung kami tindak lanjuti. Saya minta tim kami bersama dinas pertanian di daerah bergerak cepat berkoordinasi dan mengambil langkah-langkah strategis dalam menyediakan air bagi lahan pertanian yang terdampak kekeringan,” ujar Andi.
Andi juga memastikan bahwa bantuan pompa air yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mengatasi masalah kekeringan di lapangan. Langkah-langkah ini diharapkan mampu memastikan pasokan air yang memadai ke lahan pertanian, meminimalisir dampak kekeringan, dan menjaga produktivitas sektor pertanian.
"Dengan tindak lanjut dan upaya nyata ini, kita optimis dapat terus mendukung petani dalam menghadapi perubahan iklim serta menjaga ketahanan pangan nasional," pungkasnya.
Sementara, PJ Bupati Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi menindaklanjuti berdasarkan laporan masyarakat dan sudah berkoordinasi dengan BBWS.
"Namun karena tidak ada anggaran yg siap untuk tahun ini dari BBWS. Kami membentuk tim kaji cepat dan laporan hasilnya menjadi dasar untuk menerbitkan status tanggap darurat bencana kekeringan yang selanjutnya menjadi dasar untuk mengoptimalkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) Kabupaten Bekasi," terangnya.
Diketahui, Kementan membuka kontak darurat atau hotline pengaduan pompa bagi para petani yang kesulitan air akibat kekeringan panjang yang melanda seluruh Indonesia. Layanan kontak pengaduan tersebut bisa dihubungi setiap saat yang dibuka selama 24 jam di 085211218544 (whatsApp chat only).
Kategori pengaduan meliputi daerah sawah tadah hujan subur yang terdampak kekeringan parah, di mana terdapat sumber air namun tidak memiliki sarana irigasi seperti pompa yang memadai.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan terima kasih kepada para petani seluruh Indonesia yang terus berjuang memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga melewati masa sulit krisis multidimensi.
"Terima kasih kepada saudaraku petani Indonesia mari kita galakkan tanam agar swasembada segera kita capai," ujar Mentan Amran.