Detail Berita

Kementan Ungkap Deretan Capaian Kinerja Prasarana dan Sarana Pertanian 2022

pemerintahan

Admin Utama

Kementan Ungkap Deretan Capaian Kinerja Prasarana dan Sarana Pertanian 2022

JAKARTA - Sejumlah capaian dan kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) diungkap dalam Harmonisasi Dan Refleksi Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Tahun 2022, Sabtu (17/12/2022).

Capaian tersebut adalah membantu kelompok tani memiliki alsintan prapanen sebanyak 20.034 Unit, lengkap dengan kelembagaannya berupa UPJA/Brigade Alsintan. Kemudian program taxi alsintan diciptakan guna memberikan kemudahan akses petani dalam memiliki alsintan, dan mendorong permodalan melalui KUR Pertanian mencapai Rp103 Triliun,

Kemudian penyediaan sarana irigasi melalui rehabilitasi jaringan, irigasi perpipaan, pembangunan embung/Dam Parit/Long Storage dan Bangunan Konservasi air sebanyak 4.448 Unit di tahun 2022. Lalu, penyiapan lahan pertanian melalui optimasi lahan seluas 7.273 Ha serta pengembangan Food Estate telah kita capai seluas 62.445 Ha.

Capaian lainnya adalah pembangunan jalan usaha tani sebanyak 1.001 Unit, Realisasi Asuransi Pertanian sebanyak 236.558 kelompok. Ditjen PSP juga menyiapkan screen house dan sarana pendukungnya sebanyak 52 Unit, kemudian Eduwisata Pertanian dikembangkan di Cianjur, Tangerang, Makassar sebagai pilot project nilai tambah dan Daya Tarik sektor pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan pentingnya teknologi untuk mendukung aktivitas pertanian.

"Pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Untuk itu, Kementerian Pertanian berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Dijelaskannya, modernisasi teknologi dunia berkembang sangat cepat, termasuk di bidang pertanian. Pengembangan pertanian moderen lebih lanjut saat ini menuju kepada model pertanian cerdas (smart farming).

Menurut Mentan, dalam konteks pengembangan sesuai amanat Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020 2024, Bappenas menjabarkan secara spesifik program pertanian cerdas (smart farming) ini dengan istilah Pertanian Presisi.

"Pertanian Cerdas atau Pertanian Presisi ini merupakan sebuah mekanisme pengelolaan lahan pertanian menjadi jauh lebih produktif dan efisien melalui keterlibatan teknologi informasi," ujarnya.

Pertanian presisi melibatkan beberapa sistem pertanian modern yaitu sistem mekanisasi, otomatisasi kontrol, kegiatan monitoring dengan pemanfaatan big data sampai dengan teknologi internet of things (IoT) serta machine learning.

"Strategi untuk pengembangan pertanian modern yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah dengan meningkatkan level teknologi dari kondisi existing secara selektif dan spesifik," terangnya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, mengatakan Ditjen PSP hadir untuk mereposisi tugas dan fungsinya, yang semula sebagai pendukung berubah menjadi penggerak utama (prime mover) dan pengarah (trend setter) pembangunan pertanian masa depan.

"Terobosan yang dilakukan adalah mentransformasi manajemen dan tata kerja serta penajaman kegiatan pengembangan pembangunan prasarana dan sarana pertanian dengan pendekatan partisipatif, terpadu, kawasan pertanian, sosial budaya, dan bisnis," katanya.

Ali menjelaskan, komponen pendukung Ditjen PSP yaitu Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan fokus pada kegiatan Rehabilitasi, optimalisasi, perlindungan dan perluasan lahan, kemudian Direktorat Irigasi Pertanian yang melaksanakan tugas Rekonstruksi, rehabilitasi, dan optimalisasi jaringan irigasi tertier.

"Selain itu Direktorat Alat-Mesin Pertanian yang melaksanakan Pengembangan sistem mekanisasi dan digitalisasi pertanian, kemudian Direktorat Pupuk dan Pestisida yang bertugas mendorong Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengunaan sarana produksi pertanian. Dan terakhir Direktorat Pembiayaan Pertanian yang memfasilitasi Pengembangan sistem pembiayaan dan asuransi pertanian," ujarnya.

Ali menjelaskan, arah tujuan pengembangan prasarana dan sarana pertanian kedepan diantaranya mengembangkan Pertanian modern dan Cerdas, Meningkatnya IP dan/luas areal produksi komoditas pangan dan pertanian di berbagai agroekosistem.

"Kemudian meningkatnya produktivitas dan efisiensi produksi komoditas pangan dan pertanian, Meningkatnya kegiatan ekonomi di berbagai wilayah, serta Meningkatnya kinerja manajemen dan tata kelola pengembangan prasarana dan sarana pertanian," tukasnya.

Menurutnya, pembangunan pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern merupakan langkah terobosan yang sangat relevan untuk memecahkan, mengatasi sekaligus menjadi solusi dari kompleksnya permasalahan maupun tantangan yang dihadapi.

"Untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern memerlukan dukungan penyediaan prasarana dan sarana pertanian (Prasatani) untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatannya," terangnya.

SHARE :

© Copyright 2023, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI